Infeksi dari paru disebut pneumonia, dimana peradangan dapat menyebabkan penumpukan cairan didalam segmen dari jaringan paru, mengurangi kemampuannya untuk mentransfer oksigen dari udara ke aliran darah.
Pneumonia hadir dengan gejala-gejala yang khas dari infeksi:
demam
kedinginan
malaise (rasa tidak enak badan)
Mungkin juga ada:
batuk
sesak napas, dan
produksi dahak (membatukan lendir).
Nyeri dada adalah pleuritic, menyakitkan ketika mengambil napas yang dalam.
Pemeriksaan fisik mungkin menemukan pasien mempunyai tanda-tanda vital yang abnormal yang konsisten dengan infeksi. PR (pulse rate) dan RR (respiratory rate) mungkin meningkat. Demam mungkin hadir. Mendengarkan dada mungkin mengungkap pemasukan udara yang berkurang pada area infeksi yang berhubungan dengan crackles dan adakalanya mencuit-cuit karena peradangan dan penyempitan dari tabung-tabung bronchial.
X-ray dada membantu membuat diagnosis, meskipun gambar x-ray adakalanya tertinggal satu atau dua hari dibelakang penemuan-penemuan klinis. Tes-tes darah mungkin digunakan untuk mengakses keparahan penyakit dan mungkin termasuk jumlah sel darah putih (jumlah-jumlah yang dengan jelas naiknya atau rendahnya abnormal mungkin mengindikasikan penyakit yang lebih parah) dan tingkat gas darah arteri untuk mengakses fungsi paru.
Pneumonia mungkin disebabkan oleh virus atau bakteri. Yang belakangan dirawat dengan antibiotik-antibiotik, melalui mulut atau dirumah sakit dengan infusi intravena. Kesehatan keseluruhan dan sejarah medis yang lalu dari pasien mungkin memandu keputusan apakah terapi rawat inap atau terapi rawat jalan adalah yang paling tepat.
Pulmonary Embolism
Bekuan darah pada paru dapat menjadi fatal dan adalah salah satu dari diagnosa-diagnosa yang harus selalu dipertimbangkan ketika pasien hadir dengan nyeri dada.
Sementara ada presentasi yang klasik untuk pulmonary embolus dari nyeri dada pleuritic, sesak napas, dan batuk darah (hemoptysis), presentasi yang lebih umum adalah jauh lebih hampir tidak kentara, dan diagnosis mungkin luput dengan mudah dan tidak terhindari.
Faktor-faktor risiko untuk pulmonary embolus termasuk:
ketidakaktifan yang berkepanjangan seperti perjalanan yang lama dalam mobil atau pesawat terbang
operas atau kepatahan baru-baru ini
pil-pil pencegah kehamilan (terutama yang berhubungan dengan merokok)
kanker
kehamilan
Thrombophilia (thrombo=bekuan + philia= atraksi) terdiri dari sekelompok besar kekacauan-kekacauan pembekuan darah yang menempatkan pasien-pasien pada risiko pulmonary embolus.
Pulmonary embolus mulai di vena-vena dimana saja didalam tubuh, biasanya kaki-kaki, meskipun ia dapat terjadi pada pelvis, lengan-lengan, atau vena-vena utama di perut. Ketika thrombus atau bekuan darah terbentuk, ia mempunyai potensial untuk terlepas (sekarang disebut embolus) dan mengapung kemuara, kembali ke jantung. Ia dapat lewat melalui jantung dan kedalam sistim peredaran paru, akhirnya tersangkut pada cabang-cabang dari arteri paru (pulmonary artery) dan menghentikan/menghalangi suplai darah ke bagian dari paru. Aliran darah yang berkurang ini tidak mengizinkan cukup darah untuk mengambil oksigen dalam paru, dan pasien dapat dengan jelas menjadi sesak napas.
Seperti yang disebutkan diatas, keluhan-keluhan umum termasuk:
nyeri dada pleuritic dari paru yang meradang,
dahak yang berdarah, dan
sesak napas.
Pasien dapat juga mempunyai ketakutan dan berkeringat berlebih-lebihan. Tergantung pada ukuran dari bekuan, presentasi awal mungkin adalah pingsan (syncope).
Tergantung pada keparahan dari embolus dan jumlah jaringan paru yang berisiko, pasien mungkin menghadirkan penyakit yang kritis dengan tanda-tanda vital yang dengan jelas abnormalnya, atau mungkin tampak agak normal. Pemeriksaan fisik mungkin tidak berguna, dan diagnosis dibuat atas kecurigaan klinis berdasarkan pada sejarah dan faktor-faktor risiko.
Diagnosis mungkin dibuat secara langsung dengan penggambaran (imaging) paru-paru atau secara tidak langsung dengan menemukan bekuan ditempat lain dalam tubuh. Strategi yang digunakan untuk membuat diagnosis akan tergantung pada situasi setiap individu pasien, namun ada beberapa alat-alat umum yang tersedia.
D-dimer adalah tes darah yang dapat mengukur produk-produk penguraian dari bekuan-bekuan darah dalam tubuh namun tidak dapat membedakan pulmonary embolus dari luka parut penyembuhan dari operasi, atau memar dari kejatuhan. Jika tes ini negatif, maka pulmonary embolus dapat biasanya dikesampingkan.
Paru-paru dapat dicitrakan (imaged) dengan ventilation-perfusion scan atau CT scan untuk mencari bekuan/gumpalan. Setiap tes mempunyai manfaat-manfaatnya dan batasan-batasannya, dan penggunaan tes-tes ini tergantung pada situasi klinis. Jika ada hal-hal teknik sehingga paru-paru tidak dapat dicitrakan, ultrasound dari kaki-kaki mungkin dilakukan untuk mencari thrombus; konsepnya adalah jika gejala-gejala pulmonary embolus hadir dan bekuan ditemukan di kaki, maka diagnosis dapat disimpulkan. Adakalanya angiography langsung dari arteri-arteri paru mungkin dilakukan.
Perawatan untuk pulmonary embolus adalah antikoagulasi yang menggunakan heparin atau enoxaparin (Lovenox) pada awalnya, kemudian beralih ke warfarin (Coumadin) untuk perawatan jangka panjang. Perjalanan perawatan yang biasa untuk antikoagulasi untuk pulmonary embolus adalah tiga sampai enam bulan.
Paru-paru dan jantung dapat berhenti bekerja jika ada beban bekuan yang cukup besar. Terkecuali dasar-dasar dari oksigen, cairan-cairan intravena, dan obat-obat untuk mendukung tekanan darah, thrombolytic atau terapi penghancur bekuan mungkin dipertimbangkan. Pada kasus-kasus yang jarang dan ekstrem, agen-agen lytic mungkin secara langsung disuntikan kedalam area bekuan.
Pulmonary embolus harus selalu dipertimbangkan sebagai penyakit yang mengancam nyawa. kunjungi website yang terkenal disebut obat dewa, klik disini.